Mutiara Salaf 13: Memuliakan Allah dengan Taat dan Meninggalkan Maksiat

Mutiara Salaf 13 Memuliakan Allah dengan Taat dan Meninggalkan Maksiat

 

Sekelompok manusia menyangka bahwa dirinya telah memuliakan Allah. Namun, ia tidak sadar bahwa ternyata ia justru telah merendahkan Allah dengan kemaksiatannya dan jauhnya ia dari ketaatan. Lantas siapakah manusia yang memuliakan Allah?

Seorang ulama kibar dari kalangan tabi’in, Zaid bin Aslam Al-Qurasyiy Al-Adawiy Abu Usamah Al-Madaniy Al-Faqih (wafat 136 H) -rahimahullah- berkata,

مَنْ يُكْرِمِ اللهَ -عز و جل- بِطَاعَتِهِ، يُكْرِمْهُ اللهُ بِجَنَّتِهِ، وَمَنْ يُكْرِمِ اللهَ –تَعَالَى- بِتَرْكِ مَعْصِيَتِهِ، أَكْرَمَهُ اللهُ -تَعَالَى- بِأَنْ لاَّ يُدْخِلَهُ النَّارَ

“Siapa saja yang memuliakan Allah -Azza wa Jalla- dengan taat kepada-Nya, niscaya Allah akan memuliakan dia dengan surga-Nya. Siapa saja yang memuliakan Allah -Ta’ala- dengan meninggalkan kemaksiatan kepada-Nya, Allah -Ta’ala- akan memuliakan dia dengan tidak memasukkan dia ke dalam neraka.”
[Atsar Riwayat Abu Nu’aim Al-Ashbahaniy dalam Hilyah Al-Auliya’ (3/221), dan Ibnu ‘Asakir dalam Tarikh Dimasyqo (19/287)]

Faedah Atsar:
1. Memuliakan Allah adalah dengan dua hal: taat kepada-Nya dan meninggalkan atau menjauhi maksiat.
2. Siapa saja yang berada di atas ketaatan dan bertaubat dari maksiatnya, tempatnya adalah surga, insya Allah.

Al-Ustadz Abdul Qodir, Lc.

 

Leave a Reply