Mutiara Salaf 63: Menjalin Pertemanan dengan Kepedulian

menjalin-pertemanan-dengan-kepedulian
Pertemanan dan persahabatan seorang hamba dengan saudaranya ibarat dua utas tali yang terjalin. Siapa saja yang ingin menjalin persahabatan dengan orang lain, hendaknya ia mengikatnya dengan “kepedulian”. Kepeduliaan dalam hati, ucapan, dan tindak-tanduk seorang sahabat. Pertemanan dan persahabatan bukanlah hanya sebatas pengakuan, “Inni uhibbuka fillah ‘Saya mencintaimu karena Allah’,” melainkan harus meresap dengan jiwa dan raga dua insan yang larut dalam persahabatan.

Kapan saja anda menjumpai seseorang yang mengaku sebagai sahabatmu, tetapi ia tidak memiliki kepedulian dengan suka dan dukamu, ketahuilah bahwa itu hanyalah pertemanan dan persahabat semu laksana fatamorgana. Ia akan hilang seiring perjalanan waktu.

Seorang ulama tabi’in, Alqamah bin Labid rahimahullah pernah menyampaikan rangkaian wasiat indah kepada anaknya dalam menjalin persahabatan,

يَا بُنَيَّ إِنْ نَازَعَتْكَ نَفْسُكَ إِلَى صُحْبَةِ الرِّجَالِ فَاصْحَبْ مَنْ إِذَا صَحِبْتَهُ زَانَكَ، وَإِنْ خَدَمْتَهُ صَانَكَ، وَإِنْ مَرَّتْ بِكَ بَلِيَّةٌ مَانَكَ. اِصْحَبْ مَنْ إِنْ قُلْتَ صَدَّقَ قَوْلَكَ، وَإِنْ أَصَبْتَ سَدَّدَ صَوَابَكَ. اِصْحَبْ مَنْ إِنْ رَأَى مِنْكَ ثُلْمَةً سَدَّهَا، وَإِنْ بَدَتْ مِنْكَ نِعْمَةٌ عَدَّهَا، وِإِنْ مُدَّتْ يَدٌ إِلَيْكَ بِفَضْلٍ مَدَّهَا. اِصْحَبْ مَنْ لاَ تَخْتَلِفْ عَلَيْكَ مِنْهُ الطَّرَائِقُ.

“Wahai anakku, jika jiwamu menarik dirimu untuk menemani orang-orang, temanilah orang yang apabila engkau menemaninya, ia akan menghiasimu. Jika engkau berkhidmat kepadanya, ia menjagamu. Jika suatu musibah menimpa dirimu, ia mencukupi hajatmu.
Temanilah orang yang jika engkau berbicara (dengan kejujuran), ia membenarkanmu. Jika engkau benar, ia mendukung kebenaranmu.
Temanilah orang yang jika ia melihat suatu aib darimu, ia menutupi aib itu. Jika muncul suatu nikmat darimu, ia menghargainya. Jika suatu tangan diulurkan dengan (memberi) suatu karunia kepadamu, ia pun mengulurkan tangan.
Temanilah orang yang tidak berbeda jalan hidupnya atas dirimu.”
[Atsar riwayat Abu Bakr Muhammad bin Abdil Baqi Qadhi Maristan dalam Al-Masyikhah Al-Kubra` 2/654]

Di dalam untaian kalimat-kalimat indah ini, terpendam mutiara-mutiara berharga dari petuah Salaf. Ini dapat Anda petik dari beberapa noktah uraian di bawah ini:
a. Sepanjang manusia di dunia, ia pasti memerlukan teman dan sahabat.

b. Sifat teman yang baik akan membantumu dalam menghiasi diri dengan ketaatan serta membersihkan atau menjauhkanmu dari dosa-dosa yang dapat menodai hati, lisan, dan jasadmu.

c. Seorang teman yang shalih di saat Anda berada di bawah asuhan dan kepemimpinannya, ia akan selalu berusaha menjaga hati dan harga dirimu.

d. Ketika Anda mendapat musibah kehilangan anak, istri, atau harta benda, semuanya akan menjadi ringan berkat kepedulian dan perhatian seorang sahabat. Ia akan menghiburmu, mendokanmu, dan membagikan harta bendanya. Dunia baginya hanyalah sebentar. Baginya yang terpenting adalah membahagiakan saudara dan sahabatnya dengan segala pengorbanannya sampai tertutupilah kegalauan dan kesedihan yang mendera sahabatnya.

e. Ucapanmu yang benar akan dibenarkan oleh sahabatmu. Ia tak pernah mengkhianatimu dengan lisan perbuatannya.

f. Salah satu konsekuensi persahabatan adalah seorang hamba tidak pernah “menjatuhkan” kawannya, tetapi ia berusaha menegakkannya di atas kebenaran dan kebaikan.

g. Di saat engkau salah dan keliru, ia akan memperbaikimu dengan penuh kasih sayang, serta mengubur kesalahanmu dengan serapat-rapatnya.

h. Persahabatan sejati akan melahirkan penghargaan dan kesyukuran. Ketika ia melihat sahabatnya mendapatkan nikmat dari Allah, ia semakin bahagia dan mendoakan kebaikan bagi saudaranya, serta hilanglah darinya segala bentuk penyakit hati, mulai dari hasad, dendam, jengkel, marah, dan seterusnya.

i. Seorang hamba tidak akan tega melihat orang lain membantu sahabatnya, kecuali ia akan ikut membantunya berupa suatu pemberian dan selainnya.

j. Hendaknya seseorang pandai-pandai memilih teman dan sahabat karib. Pilihlah sahabat yang mau mengerti jalan hidupmu yang berujung kepada kebaikan. Jika ia berusaha menjerumuskanmu ke dalam kubang keburukan, ketahuilah bahwa dia itu adalah syaithan berwajah manusia.

Demikianlah petikan-petikan indah dari kalam Alqamah bin Labid rahimahullah, sebuah nasihat yang amat mendalam. Siapa saja yang tidak mengerti garis persahabatan, ikutilah petunjuk-petunjuk beliau rahimahullah.

Ustadz Abdul Qodir, Lc.

Leave a Reply